Senin, 8 Juli 2019. Salah satu terobosan dalam pemanfaatan hutan bagi masyarakat adalah Kegiatan Kemitraan Konservasi, kegiatan ini merupakan salah satu program pemerintah dalam membuka akses pemanfaatan hutan konservasi bersama masyarakat yang hidup di sekitar hutan.
Menurut Bapak Sutedja, Distrik Team Leader Program FORCLIME – FC DPMU Kapuas Hulu dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebelumnya hutan konservasi memiliki aturan yang sangat ketat dan tegas, akan tetapi dengan perkembangan zaman sekarang dan kebutuhan masyarakat akan hutan begitu tinggi, maka Balai Besar Taman Nasional membuka diri bersama masyarakat mengelola hutan dengan kegiatan pemanfaatan pada Zona Tradisional dalam skema Kemitraan Konservasi.
FORCLIME FC (Forest And Climate Change Financial Cooperation) sebagai salah satu mitra utama Balai Besar TNBKDS yang mendukung penuh pengelolaan taman nasional merupakan lembaga di bawah Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai wujud kerjasama Antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman dalam pengelolaan hutan. Membina sekitar 31 desa diantaranya adalah daerah penyangga kawasan TNBK dan TNDS dengan beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti budidaya madu kelulut, budidaya rotan jernang, pemanfaatan tumbuhan pewarna alami, budidaya madu lalau, pembangunan persemaian masyarakat, budidaya tanaman holtikultura, fasilitasi pemasaran investasi hasil produk, patroli hutan berbasis masyarakat, dan kegiatan pemetaan partisipatif batas administrasi desa. Mempunyai 3 tujuan utama program untuk menurunkan Emisi GAs Rumah Kaca yaitu perbaikan pengelolaan hutan secara lestari dari kerusakan (Deforestasi dan Degradasi), konservasi keanekaragaman hayati, dan peningkatan kondisi mata pencaharian masyarakat setempat.
FORCLIME FC bekerjasama dengan Balai Besar TNBKDS mengadakan kegiatan Sosialisasi Kemitraan Konservasi kepada desa – desa penyangga kawasan yang sekaligus merupakan area kerja FORCLIME FC. Kegiatan sosialisasi bertempat di Kantor Bidang PTN Wilayah I Mataso TNBKDS yang diikuti oleh 50 orang peserta terdiri dari perangkat desa, perangkat adat, tokoh masyarakat, tokoh adat, KPP Iban Kanyau, Pengurus Biogas Sadap Rimba dan sebagian kelompok ibu – ibu penenun tradisional. Turut hadir sebagai narasumber Kepala Balai Besar TNBKDS, Distrik Team Leader Program FORCLIME – FC DPMU Kapuas Hulu, Kepala Bidang Teknis Konservasi TNBKDS, Kepala Seksi PTN Wilayah I Lanjak, dan Kepala Seksi Penyiapan Kawasan dan Usaha Perhutanan Sosial BPSKL Wilayah Kalimantan.
Bapak Ardi Andono sebagai Kepala Bidang Teknis Konservasi TNBKDS menyampaikan dalam paparannya bahwa Kemitraan konservasi merupakan peraturan baru yang kita sosialisasikan kepada masyarakat desa penyangga maka dari pada itu perlu waktu untuk memahami mekanisme dan pelaksanaan kemitraan konservasi di masyarakat, kami membuka kesempatan dan membuka diri untuk bersama – sama mewujudkan kemitraan konservasi yang baik dan benar sehingga pelaksanaannya dapat berkesinambungan dan bukan sebatas dokumen semata.
Pada kesempatan ini ditandatangani beberapa poin kesepakatan antara Balai Besar TNBKDS dengan perwakilan masyarakat yang pada intinya masyarakat berkomitmen menerima dan menyetujui penyelenggaran skema kemitraan konservasi di TNBK. “puji Tuhan pada hari ini program dari Balai Besar TNBKDS sangat sesuai dengan harapan kita, semoga masyarakat kita khususnya Dayak Iban Desa Menua Sadap dapat sejahtera” Ujar Pak Jantan Tokoh Masyarakat Dayak Iban.
Kepala Balai Besar Ir. Arief Mahmud, M.Si menyampaikan bahwa dengan adanya aturan kemitraan konservasi memungkinkan masyarakat mendapatkan akses untuk memanfaatkan kawasan Taman Nasional yang diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar Taman Nasional dan dapat terjalin kerja sama yang baik antara Balai Basar TNBKDS dengan masyarakat agar kawasan hutan Taman Nasional Betung Kerihun tetap terjaga kelestariannya. (Harri Ramadhani)