Putussibau, 11 Mei 2020. Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) menjadi prioritas meski Indonesia saat ini sedang dilanda Pandemi Covid-19. Dalam kondisi tersebut Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (Tana Bentarum) memprakarsai grand design pengelolaan satwa liar Langur Borneo (Presbytis chrysomelas ssp. cruciger) yang terancam punah.
“Status Langur Borneo per tahun 2000, menunjukkan bahwa Langur Borneo masuk dalam kategori Data Deficient (DD) yang artinya data mengenai spesies ini masih minim baik di tingkat Nasional bahkan Internasional, hingga saat ini untuk di Indonesia Langur Borneo hanya tercatat di Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS)” jelas Koordinator Fungsional, Aripin.
Aripin menyampaikan, tercatat sebanyak 51 individu Langur Borneo ditemukan di Bukit Semujan pada bulan Maret 2019, penelitian lanjutan berupa perilaku Langur Borneo dilakukan tim Balai Besar pada bulan September 2019 berhasil kembali menemukan Langur Borneo sebanyak 86 individu, dengan perkiraan terdiri atas 2-8 individu/kelompok. Selanjutnya Oktober 2019 dilakukan penelitian oleh M. Elfaza dari IPB terkait dengan karakteristik habitat Langur Borneo, yang dipengaruhi oleh pakan utama berupa buah karet (Hevea brasiliensis), empakan (Durio kutejensis) dan buah ara (Ficus spathulifolia).
“Mengacu pada hasil tersebut, mendorong akan pentingnya penyusunan sebuah Grand Design primate Langur Borneo di kawasan TNDS saat ini ”ungkap Elfaza.
Kepala Bidang Teknis Konservasi Ardi Andono menjelaskan, aspek penting dalam penyusunan Grand Design ini adalah terciptanya pedoman, kerangka acuan, landasan dan strategi pembangunan, pengelolaan dan pengembangan manajemen pengelolaan Langur Borneo beserta habitatnya di Bukit Semujan.
“Output yang diharapkan dari penyusunan Grand Design Langur Borneo di Bukit Semujan ini adalah dokumen rencana pembangunan stasiun riset, wildlife sanctuary, serta site monitoring, termasuk rencana pembiayaan untuk merealisasikan kegiatan tersebut” pungkas Ardi.
Dalam arahannya Budi Gunawan, selaku Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Lanjak menyampaikan “Grand design Langur Borneo di Bukit Semujan ini merupakan langkah baru untuk mendorong terbentuknya sebuah stasiun riset sebagai upaya pengelolaan berkelanjutan, dimana saat ini Langur Borneo masuk dalam katagori Critically Endangered (CE) atau terancam punah dan dapat mengalami kepunahan dalam waktu dekat bila tidak dilindungi dan dilestarikan”, ujarnya.