Sub DAS Mendalam, 26 Februari 2024. Tim Monitoring Sintang Orangutan Center (SOC) menjumpai Putri Tanjung, Orangutan Kalimantan yang dilepasliarkan pada tahun 2019 lalu, sedang menggendong bayinya di kawasan Resort Nanga Hovat, Taman Nasional Betung Kerihun. Kelahiran bayi orangutan ini menjadi kado terindah bagi konservasi di Indonesia.

Pelepasliaran Orangutan Kalimantan di Sub DAS Mendalam merupakan kerja sama antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BB TaNa Bentarum)) dengan BKSDA Kalimantan Barat dan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS). Putri Tanjung yang berumur 17 tahun pada saat dilepasliarkan membawa bayi Orangutan bernama Liesjhe, yang saat itu berumur 4 tahun. Akan tetapi, pada perjumpaan bulan Februari lalu, Putri Tanjung tampak menggendong satu individu bayi Orangutan yang berumur kira-kira 1 tahun.

Sebelumnya, tahun 2019, Orangutan lain bernama Juvi, juga dijumpai sedang membawa bayi Orangutan berumur 1, serta Jojo yang membawa bayi Orangutan berumur 2 tahun pada 2023 lalu. Ini menunjukkan bahwa Orangutan Kalimantan, yang berstatus terancam punah (critically endangered), masih dapat bertahan hidup dan berkembang biak di Indonesia khususnya di Taman Nasional Betung Kerihun.

Sadtata Noor Adirahmanta, Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum mengatakan bahwa, “Lahirnya 3 individu Orangutan di Sub DAS Mendalam menjadi indikator keberhasilan kerjasama semua pihak, khususnya antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) dengan BKSDA Kalimantan Barat dan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS) dalam konservasi Orangutan Kalimantan”.

Mari jaga hutan kita, jaga alam kita, demi menjaga kehidupan kita! Salam konservasi!!!

Sumber: Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum 
Berita: Wahyuningyan Arini – PEH TaNa Bentarum
Foto: Tim monitoring Sintang Orangutan Center (SOC)

Tags:

Leave a comment