Cagar Biosfer

The Exotic Borneo

Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu

Kapuas Hulu merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang menyandang status sebagai Kabupaten Konservasi. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa lebih dari 50% luas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kawasan taman nasional dan hutan lindung. Status Kabupaten Konservasi tersebut dikukuhkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 20 Tahun 2015 tentang Penetapan Kabupaten Kapuas Hulu Sebagai Kabupaten Konservasi. Selain status tersebut, wilayah Kabupaten Kapuas Hulu juga menyandang status penting lainnya baik secara nasional maupun internasional. Salah satu status penting tersebut adalah sebagai Cagar Biosfer.

Cagar Biosfer adalah wilayah atau kawasan yang terdiri dari daratan, perairan, dan pantai yang bertujuan untuk mencapai keselarasan antara kebutuhan konservasi keanekaragaman hayati, sosial, dan ekonomi berkelanjutan, yang diharapkan dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu (CB-BKDSKH) merupakan salah satu dari 20 cagar biosfer di Indonesia, dari keseluruhan 748 cagar biosfer dunia yang tersebar di 134 negara. Status tersebut resmi ditetapkan pada tanggal 25 Juli 2018 melalui sidang ke-30 International Coordinating Council (ICC) Man and Biosphere (MAB) UNESCO di Palembang. Status cagar biosfer adalah label yang diberikan oleh UNESCO untuk membantu melindungi situs dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.

Penetapan status cagar biosfer tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang meliputi Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu, Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, serta berbagai NGO dan LSM khususnya yang beroperasi di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Pasca penetapan status cagar biosfer, dibentuk suatu forum koordinasi melalui Keputusan Bupati Kapuas Hulu Nomor 39/EKBANG/2020 tentang Pembentukan Forum Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu Kabupaten Kapuas Hulu Periode 2020-2025. Forum tersebut memiliki tugas utama melaksanakan koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) melalui pembagian peran dan tanggung jawab dalam mengimplementasikan konsepsi pengelolaan Cagar Biosfer yang mencakup kawasan konservasi, lansekap alami dan kawasan budidaya.

Wilayah Pengelolaan

Cagar Biosfer BKDSKH terletak di ujung timur Provinsi Kalimantan Barat. Wilayahnya meliputi keseluruhan Kabupaten Kapuas Hulu yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, dan Negara Malaysia. Luas keseluruhan wilayahnya adalah 3.115.200,50 Ha, yang terbagi ke dalam tiga zona pengelolaan, yaitu:

  • Zona Inti (Core Area), adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang, dengan tujuan utama untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya. Zona Inti CB BKDSKH meliputi dua Taman Nasional (TN), yaitu TN Betung Kerihun dan TN Danau Sentarum dengan luas total 944.090,96 Ha.
  • Zona Penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi, dengan tujuan melindungi area inti dari dampak negatif kegiatan manusia. Pada zona ini, hanya kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi saja yang dapat dilakukan. Zona Penyangga CB BKDSKH meliputi hutan lindung dengan luas total 919.993,36 Ha.
  • Zona Transisi (Transition Zone) adalah wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga. Kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam secara lestari dan model-model pembangunan berkelanjutan dapat dipromosikan dan dikembangkan di zona ini. Luas total Zona Transisi CB BKDSKH adalah 1.251.116,18 Ha.

Karakteristik Ekologi

Cagar Biosfer BKDSKH merupakan kawasan yang terdiri dari hutan hujan tropis pegunungan maupun dataran rendah yang menjadi rumah bagi beraneka ragam flora dan fauna. Di dalamnya terdapat berbagai bentang alam yang unik. Pada satu sisi terdapat dataran rendah atau cekungan, serta danau dan bentang rawa. Pada dataran yang lebih tinggi, terdapat banyak rawa-rawa sempit dan memanjang yang dikelilingi perbukitan kecil. Rawa-rawa tersebut digenangi air secara terus menerus terutama pada musim penghujan. Dataran tinggi terletak pada ketinggian sekitar 4.761 mdpl.

Terdapat 1.216 spesies flora yang telah teridentifikasi di TN Betung Kerihun, yang meliputi 418 genus dari 110 famili. Sebanyak 75 spesies tergolong spesies endemik Kalimantan, dan 14 spesies merupakan catatan baru (new record). Keanekaragaman fauna di CB BKDSKH juga tergolong sangat tinggi, meliputi 48 spesies mamalia, 17 spesies primata, 301 spesies burung, 103 spesies herpetofauna, 112 spesies ikan, dan 170 spesies serangga. Sementara TN Danau Sentarum merupakan habitat bagi sekitar 794 spesies anggrek-anggrekan, 147 spesies mamalia, 67 spesies reptil, 22 spesies amfibi, 311 spesies burung, dan 266 spesies ikan.

Karakteristik Sosio-Ekonomi

Wilayah CB BKDSKH yang melliputi keseluruhan wilayah Kabupaten Kapuas Hulu memiliki populasi mencapai 252.609 jiwa yang tersebar di 23 kecamatan (BPS, 2020). Tiga kecamatan dengan populasi penduduk tertinggi adalah Putussibau Utara, Putussibau Selatan, dan Silat Hilir. Suku Dayak merupakan penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, diantaranya terdiri dari sub suku Dayak Iban, Tamambaloh, Taman Sibau, Kantu, Kayan Mendalam, Bukat, dan Punan Hovongan. Selain suku Dayak, penduduk Kabupaten Kapuas Hulu didominasi oleh suku Melayu, lalu diikuti suku-suku pendatang seperti Jawa, Sunda, dan lainnya.

Aktivitas utama penduduk di kawasan ini meliputi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan perhutanan. Lahan padi (persawahan) menempati areal seluas 22.083 hektar. Sementara komoditas perkebunan lain seperti karet, kelapa, kopi, lada, coklat (kakao), kapas, tebu, kelapa sawit, pinang, dan jarak (Ricinus communis) juga telah dikembangkan. Pada bidang peternakan, sebanyak 8.583 ekor sapi, 5.227 ekor kambing, 15.909 ekor babi, dan peternakan unggas seperti bebek dan ayam pedaging telah dipetakan pada sensus tahun 2014.