Putussibau, 21 April 2018. Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTN Bentarum) mengajak siswa sekolah dasar di wilayah Putussibau mengenali satwa yang dilindungi lewat media gambar. Program ini merupakan salah satu kegiatan edukasi lingkungan dan konservasi alam kepada siswa sekolah (Visit to School) yang merupakan agenda rutin Bidang Teknis Konservasi BBTN Bentarum. Dalam sambutannya saat membuka acara “Wildlife Drawing Contest” di Rumah Adat Melayu Putussibau, Sabtu (21/4), Kepala Bidang Teknis Konservasi, Ardi Andono mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya BBTN Bentarum dalam rangka mengajak siswa mengenal berbagai macam satwa yang dilindungi khususnya yang ada di kawasan TN Bentarum. Selain itu pemilihan waktu yang bertepatan dengan Hari Kartini juga dimaksudkan untuk mengingat kembali kisah perjuangan Kartini yang menuntut hak kesetaraan pendidikan bagi perempuan Indonesia di zaman kolonialisme Belanda. “kami ingin mengajak siswa mencintai satwa khas Taman Nasional Bentarum dengan cara yang menyenangkan, selain itu hari ini juga kita diingatkan kembali kisah perjuangan Kartini yang ingin melihat kaum perempuan mendapatkan pendidikan layak dan setara seperti kaum laki-laki” jelasnya.
Sementara itu, koordinator lomba Wildlife Drawing Contest, Zainal Muttaqien menegaskan bahwa acara ini merupakan hasil kerjasama berbagai instansi penggerak lingkungan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Selain BBTN Bentarum ada dua organisasi yang memberikan dukungan pendanaan dan sarana prasarana serta seorang donator cilik. “tentunya tidak hanya kami sendiri yang membuat acara, ada KOMPAKH dan Planet Kiwi serta yang menarik dari donator cilik bernama Szymon Radzimierski ” jelasnya. Ada kisah menarik donator cilik yang bernama Szymon Radzimierski. Dia adalah seorang bocah berusia 10 tahun asal Polandia. Melalui video yang ditayangkan sebelum acara, Szymon menceritakan pengalamannya pertama berkunjung ke Kalimantan dan melihat hutan yang ada. Dia takjub akan keindahan serta keajaiban satwa penghuni hutan. Namun saat dia melihat adanya masyarakat yang membakar lahan untuk membuka ladang diapunmenangis. Karenanya sekembalinya ke Polandia, Szymon langsung menyisihkan uang sakunya untuk ikut mengkampanyekan pentingnya konservasi hutan kepada generasi muda salah satunya melalui lomba menggambar ini. “kisahnya, menjadi pelajaran berharga khususnya generasi muda untuk berkiprah memberikan yang terbaik untuk melindungi alam dan hutan kita dari kerusakan” jelas zainal.
Ada 29 Sekolah Dasar Negeri dan swasta yang diundang, meliputi Kecamatan Putussibau Utara dan Putussibau Selatan dengan total 50 siswa yang mengikuti lomba melukis. Selain orangutan dan bekantan tema lukisan didominasi oleh burung Enggang dan juga ikan Arwana. Hal ini dimaklumi oleh panitia karena semua jenis satwa tersebut termasuk hewan yang dilindungi dan khas TN Bentarum. “Orangutan, Bekantan, Rangkong dan Arwana memang satwa maskot kawasan TN Bentarum, sehingga banyak siswa yang tertarik untuk menggambarnya” pungkas Zainal. Keluar sebagai juara pertama adalah Alya Aprisilia dari SD Islam Terpadu (SDIT) Putussibau dengan judul Lindungilah Satwa Kita. Juara 2 oleh Ester Estiyanti siswa SDN 06 Putussibau Utara, dan juara 3 oleh M. Jefri Al Qahar dari SDN 01 Kedamin. Selain mendapatkan plakat semua siswa yang menjuarai lomba mendapatkan uang pembinaan berupa tabungan senilai total 1 juta rupiah.